Al-Quran adalah kitab suci umat islam di seluruh dunia.
Al-Quran sebagai pedoman hidup umat islam karena berisikan ajaran yang datang dari Allah SWT.
Rasulullah SAW juga bersabda HR Thabrani bahwa di dunia ini tidak akan tersesat manusia kalau berpegang teguh pada dua hal yaitu Al-Quran dan Hadits.
Dengan mengamalkan Ajaran yang ada di Al-Quran umat islam akan senantiasa berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Selain itu Al-Quran juga nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada umatNya. Doa mendahulukan nikmat Al-Quran sebelum penciptaan manusia.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran Surah Ar-Rahmaan ayat 1-3 yang artinya:
“Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia”.
Dengan keistimewaan dari Al-Quran ini, orang tua mana yang tidak ingin kalau anaknya tidak hanya mampu membaca dan mengamalkannya, melainkan juga mampu Menghafal Al-Quran.
Rasullah SAW bersabda bahwa Allah SWT akan mencampurkan AL-Quran dalam daging dan darahnya siapa saja yang belajar Al-Quran pada usia belia (HR Al-Bukhari).
Selain itu usia balita adalah Golden Age bagi anak untuk pertumbuhannya, baik dari motorik maipun kognitif.
Menurut Dr. W. Bloom, pertumbuhan sel otak manusia berkisar 50% pada usia 0-5 tahun, 30% pada usia 5-8 tahun, dan 20% pada usia 8-50 tahun.
Melatih anak untuk menghafal Al-Quran pada usia balita dapat lebih melekat dalam otaknya dan tahan lama dibanding menghafal pada usia dewasa.
Dalam buku “Rahasia Sukses 3 Hafizh Quran Cilik Mengguncang Dunia” disebutkan ada (3) tiga orang anak yang bernama Tabarak, Yazid dan Zeenah mampu menghafal Al-Quran saat usia mereka kurang dari 5 (lima) tahun.
Mereka adalah anak dari pasangan Dr. Kamil el-Laboody dan istrinya yang bernama Dr. Rasya al-Jayyar. Pasangan Suami Istri ini bukan dari latar belakang keluarga yang agamis, mereka berprofesi sebagai Apoteker. Namun berkat keteguhan dan usahanya mampu menjadikan ketiga anak mereka penghafal Al-Quran.
Pasangan suami istri ini membagikan rahasia ketiga anak mereka mampu mengafal Al-Quran di Usia Balita yang akan aku rangkum sebagai berikut:
1.Doa dan Keikhlasan
Kekuatan doa menjadi penunjang kesuksesan yang dicapai oleh keluarga ini. Sang ayah dan ibu sangat rajin melantunkan doa sejak mereka dikaruniai janin ini. Mereka sering mengucapkan doa yang termaktub dalam surat Ali Imran:
” Rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraman faqabbal minnii, yang artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku.”
Adapun keikhlasan yang dimaksud adalah memasang niat baik yang ikhlas seperti niat menjadi suri tauladan bagi kaum Muslimin yang lain, niat memakaikan mahkota pada kedua orang tua di hari kiamat kelak dan sebagainya. Semakin banyak niat baik yang ikhlas itu semakin bertambah pula kebaikan bagi penghafal Al-Quran.
2.Perencanaan yang Matang Dari Awal Pernikahan
Mencetak generasi hafizh atau anak-anak yang hafal Al-Quran bukanlah hal yang sangat mudah dan hal ini tidak bisa dilaksanakan hanya selama sebulan, setahun atau dua tahun akan tetapi butuh persiapan sampai tiga tahun lamanya.
Sebagaimana yang dituturkan oleh Dr.Kamil el-Laboody bahwa setelah menikah mereka berdua berzam untuk menyelesaikan hafalan Al-Quran hingga ketika proses tersebut terjadi dan ternyata Allah SWT memberikan janin ke dalam perut sang ibu.
Karena sang Ibu mengandung proses tahfizh ibunda terhenti sementara namun sag ayah meneruskan hafalannya hingga selesai.
Dari perut sang ibu lantunan ayat suci Al-Quran sudah sering masuk ke dalam telinga si janin dan itu dilakukan berkali-kali.
3.Memberikan Makanan Bergizi Dan Istirahat yang Cukup
Dalam proses menghafal mereka selalu memberikan dua hal, yaitu susu dan kurma, atau makanan apapun yang terbuat dari bahan susu dan kurma.
Susu seperti yang diketahui adalah satu-satunya yang bisa disajikan sebagai makanan sekaligus sebagai minuman.
Dan dalam doanya Rasulullah SAW untuk semua makanan mengucapkan “’Allahumma baarik laana (Ya Allah berkahilah kami)”, tidak sama dengan doa ketika Rasulullah SAW minum susu, doa yang diucapkan adalah “’Allahumma baarik lanaa wa zidna fiihi.”
Adapun kurma mereka menjelaskan bahwa banyak ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan keistimewaan kurma. Dan terbukti dalam sebuah penelitian modern bahwa kurma sangat mengandung gizi yang tinggi.
Satu lagi yang beliau sangat anjurkan adalah madu. Karena ketika anak dalam proses mengafal maka mereka harus banyak mendapat asupan gula. Zat gula untuk otak ibarat bahan bakar untuk otak anak.
Gula yang terbaik yang bisa diberikan ke anak adalah dari yang berasal dari madu.
4.Aksi dan Komitmen
Supaya berhasil dalam proses menghafal Al-Quran, konsistensi dan komitmen tinggi yang sangat dibutuhkan, seperti yang disampaikan oleh kedua orang tua Tabarak, Yazid dan Zeenah. Beliau menyampaikan banyak dari kita yang semangat saat pertama dalam proses menghafal akan tetapi berhenti dan tidak komitmen dalam proses setelahnya.
Sering saat kita sudah mencapai juz tertentu setan dalam bentuk jin dan manusia selalu menggoda dengan mengatakan “Mereka adalah anak kecil, janganlah membebani mereka dengan menghafal Al-Quran, mereka masih kecil selelsai 10 juz saja sudah cukup”.
Ketika ada bisikan seperti ini kita harus mengucapkan ‘A’uudzubillahi minasyyaithaanirrajiim (aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk) dan tetap meneruskan perjalanan untu menyelesaikan menghafal Al-Quran. Jangan sampai ada hari yang terlewatkan dengan tidak bersama Al-Quran.
5.Dokumentasi dalam setiap Acara Keluarga
Dokumentasi serta membukukan peritsiwa penting dalam sebuah keluarga sangat dianjurkan, karena catatan-catatan tersebut kita akan mampu mengevaluasi dan mengoreksi capaian yang kita rencanakan dan targetkan.
Dari awal proses Tabarak memulai perjalanan bersama Al-Quran ternyata sang Ibu Dr. Rasya tidak pernah ketinggalan menulis apapun yang terkait dengan hafalan dan capaian si kecil, selain itu beliau mengatakan bahwa apa yang ia tulis akan ia manfaatkan untuk adiknyaYazid dan Zeenah mengikuti jejak sang kakak.
Selanjutnya Bagian Kedua...
0 comments:
Posting Komentar